top of page
Writer's pictureCitraLand Surabaya

CitraLand Semakin Tancap Gas

Pembangunan jalan lingkar luar barat ( JLLB) adalah salah satu bentuk upaya pemkot surabya untuk mengurai kemacetan. Komitmen tersebut disepakati bersama dengan para pengembang di wilayah barat. JLLB tahap I yang dibangun oleh PT Ciputra Development sudah bisa dilewati pengendara.


PEMKOT optimis dalam membangun infrastruktur. Salah satunya, JLLB. Proyek sepanjang 19,8 kilometer itu dimulai akhir tahun 2015. Pemkot tidak hanya sendiri. Megaproyek tersebut digarap bersama para pengembang yang memiliki proyek di wilayah barat kota. PT Ciputra Development, perusahaan tersebut menjadi pionir dalam membangun JLLB. Ada dua jalan yang telah dibangun di kawasan CitraLand. Masing-masing memiliki panjang 500 meter dan 700 meter. Saat ini JLLB yang dibangun pengembang tersebut bisa dipakai. Pembangunannya memang parsial. Sebab, tidak semua lahan milik pengembang atau pemkot. Ada pula lahan milik warga setempat. Setelah lahan berhasil dibebaskan, pengembang langsung tancap gas. Mereka mengebut pembangunan.

PT Ciputra Development kembali memulai pembangunan tahap II. Sejumlah alat berat dikerahkan di daerah Kelurahan Made. Truk pengangkut tanah urukan terlihat keluar masuk proyek jalan sepanjang 500 meter itu. Lahan gersang tersebut bakal disulap menjadi jalan mulus yang superlebar. Kanan-kiri jalan bakal dijadikan kawasan bisnis dan perdagangan.

Direktur Senior PT Ciputra Development Sutoto Yakobus menjelaskan, realisasi JLLB butuh dukungan pemkot dan pengembang lain. Semua bakal diuntungkan setelah proyek tuntas. ’’ Makanya, semakin cepat terwujud semakin bagus,’’ ujar Sutoto saat ditemui di Ciputra World.

JLLB akan menghubungkan Tol Surabaya-Mojokerto dengan Pelabuhan Teluk Lamong. Jalan ini diharapkan dapat mengurai kemacetan lalu lintas utara-selatan yang biasanya melalui pusat kota. Sehingga mengurangi tingkat kemacetan yang ada serta memperbanyak  akses utara-selatan Kota Surabaya. Selain itu, pembangunan JLLB juga diharapkan dapat mampu meningkatkan tingkat ekonomi di wilayah Surabaya Barat. ’’JLLB bisa jadi alternatif. Biar macet tengah kota yang tidak karuan itu bisa berkurang,’’ ucap Sutoto.

Terwujudnya JLLB juga bakal menepis istilah kawasan pinggiran. Pada masa lalu, kawasan Surabaya Barat memang sering dianggap sebagai Surabaya coret. Jauh dari pusat kota. Sutoto menyatakan, dalam lima tahun mendatang, pengembangan kawasan permukinan bakal sangat terlihat. Setelah lahan semakin sempit, gedunggedung tinggi bakal menghiasi cakrawala Surabaya Barat. Pembangunan pun merata.

Kepala Konstruksi dan Pengembangan PT Ciputra Development Indra Purnama mengajak Jawa Pos berkeliling ke sejumlah proyek jalan yang tengah berlangsung. Dia menjelaskan, Ciputra bakal membangun 6 kilometer jalan. Nantinya akses tersebut diserahkan ke Pemkot Surabaya. ’’ Begitu lahan siap, langsung kita bangun,’’ katanya.

Meski upaya pengembang membangun JLLB begitu besar, jalan tersebut tidak akan berfungsi maksimal jika tidak ada jalur penghubung. Karena itu, Ciputra juga membangun west radial road yang menghubungkan JLLB dengan bundaran PTC atau jalan lingkar dalam barat (JLDB). ’’Sama dengan JLLB tahap II, west radial road juga dimulai pekan lalu,’’ jelas Indra saat menunjukkan lokasi proyek radial road di dekat bundaran G-Walk.

Jalan selebar 40 meter itu bakal tersambung setelah pemkot dan pengembang lain mengerjakan bagian masing-masing. Dari bundaran G-Walk hingga bundaran PTC, masih ada 1,5 km yang harus dikerjakan. Jalan itu berada di sisi selatan Jalan Raya Lontar. Di sana terdapat lahan kosong milik pengembang, pemkot, dan warga. ’’Selama ini pemkot sudah kerja cepat. Kita juga diminta mengebut pengerjaannya,’’ tambah Indra.

West radial road sudah terbangun lebih dari 4 km. Bulan lalu Ciputra menyelesaikan pembangunan JLLB di dekat Konsulat Jenderal Amerika Serikat hingga bundaran G-Walk.

Bukan hanya para pengembang yang berharap JLLB cepat tuntas. Pemkot pun memiliki gairah serupa untuk menyelesaikan megaproyek wilayah barat tersebut. Sebab, JLLB merupakan salah satu cara agar kepadatan tidak terpusat di jantung kota.

Kepala Badan Perencanaan dan Pembangunan Kota (Bappeko) Pemkot Surabaya Agus Imam Sonhaji mengatakan, Wali Kota Tri Rismaharini ingin kepadatan penduduk bisa menyebar di wilayah barat dan timur. Karena itu, JLLB dan JLLT menjadi fokus pemkot untuk pembangunan infrastruktur jangka menengah daerah. ’’Potensi itu ada. Wilayah timur ada bandara dan barat ada pelabuhan,’’ paparnya.

Saat ini pembangunan dua megaproyek tersebut terus berjalan. Pemkot memiliki target utama yang akan dituntaskan lebih dulu. Yakni, JLLB. Pertimbangannya pun sudah matang. Sebab, terdapat pelabuhan yang memiliki perputaran ekonomi cukup tinggi di wilayah barat. ’’Aktivitas perekonomian di wilayah barat lebih besar dibanding timur,’’ tuturnya.

Komitmen pemkot untuk menuntaskan JLLB juga sangat besar. Hal itu dibuktikan dengan memasukkan proyek JLLB dan JLLT dalam Perda Nomor 12 Tahun 2014 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW). Upaya untuk menuntaskan proyek tersebut juga masuk anggaran. ’’Mulai pembebasan lahan dan pengerjaan fisik,’’ ungkapnya.

Selain itu, pemkot bekerja sama dengan banyak pihak untuk memfungsikan JLLB. Mulai para pengembang hingga PT Pelindo 3 dan badan pengatur jalan tol (BPJT). Sebab, akses itu akan terkoneksi dengan Pelabuhan Teluk Lamong. ’’Informasi terakhir, bagian dari PT Pelindo 3 sudah masuk tahap lelang,’’ ucapnya.

Ciputra Development, porsi pemkot sendiri sepanjang 2,5 kilometer. Pemkot kini berada dalam proses pengadaan lahan. ’’ Pengadaan tanah yang dianggarkan tahun ini hampir Rp 200 miliar,’’ jelas Sonhaji.

Total ada sekitar 450 persil yang harus dibebaskan untuk pembangunan JLLB. Tahun ini pemkot menargetkan pembebasan tanah sekitar 251 persil. Setelah itu, pengerjaan fisik dilangsungkan mulai tahun depan secara multiyear. ’’Yang sudah bisa bebas langsung dikerjakan tahun depan. Biar cepat selesai. Jadi, tidak menunggu seluruh persil bebas,’’ jelasnya.

Pengerjaan fisik JLLB membutuhkan anggaran sekitar Rp 300 miliar. Dana tersebut akan dianggarkan multiyear, pada 2018 dan 2019. Harapannya, JLLB bisa difungsikan paling lambat 2020. ’’Bu Wali semangat sekali menyelesaikan JLLB. Bahkan, Bu Wali berharap JLLB tuntas 2019,’’ katanya. Dengan adanya JLLB, lanjut dia, perekonomian di wilayah barat akan meningkat pesat. ’’Sekarang PU bina marga dan pematusan juga terus menyelesaikan pengadaan lahan. Semoga proyek JLLB ini dapat segera diselesaikan dan segera mampu memberi manfaat bagi yang menggunakannya.

86 views0 comments

Comments


bottom of page