Hiruk pikuk di Kota Pahlawan, Surabaya. Membuat sebagian orang menyempatkan bahkan sengaja singgah di pinggir danau Singapura-nya Surabaya untuk melepaskan kepenatan.
Di perumahan Citra Raya, tepatnya di kawasan Lontar, Surabaya Barat, setiap hari berjajar mobil, motor dan pejalan kaki yang sengaja ingin menikmati hal yang indah dan menyejukkan. Jumlah pengunjung meningkat jelang sore hari atau di akhir pekan.
Tujuannya sama, bersantai dengan duduk di taman atau di atas kendaraan, menikmati sejuknya udara dan indahnya taman yang berhias aneka bunga. Mereka juga menatap air mancur yang menyemburkan air dari mulut patung singa simbol Kota Singapura, Merlion.
Merlion adalah patung yang berkepala singa dengan badan seperti ikan. Namanya merupakan gabungan dari ikan duyung dan singa. Merlion dirancang oleh Fraser Brunner untuk Badan Pariwisata Singapura (STB) pada 1964 dan dipergunakan sebagai logonya hingga 1997. Perdana Menteri saat itu, Lee Kuan Yew, meresmikan upacara pemasangan Merlion di Singapura pada 15 September 1972.
Merlion tetap menjadi lambang merek dagangnya hingga sekarang. Ia juga seringkali muncul dalam suvenir yang disetujui oleh STB. Patung asli Merlion berdiri di mulut Sungai Singapura sementara sebuah replika yang lebih tinggi dapat ditemukan di Pulau Sentosa.
Tinggi Merlion ini 8,6 meter dan beratnya 70 ton. Patung Merlion dibangun dari campuran semen oleh seniman Singapura, Lim Nang.
Udara panas dan terik matahari yang menghujam Surabaya membuat orang rindu udara dingin dan segar. Salah satu tempat tujuan untuk dapat menikmati itu ada di Citra Raya. Tidak hanya untuk berhenti dan sejenak melepas lelah, lokasi ini juga diakui bisa memunculkan inovasi positif.
